Senepak: penguasa tamak

Kamis, 10 Februari 2011

penguasa tamak

oleh Senepak Duri pada 12 September 2010 jam 2:29

Bila semua kan terjadi

Sepatu kulit terkoyak di ujung jari

Keluar seperti keong tak bernyawa

Membusuk, terkelupas dan berdahak

Berita dimana mana

Hanya untuk mencari kekuasaan

Demi bantal yang dibawa setiap hari

Tak peduli agama, ras dan suku

Yang penting makan

Demi ternak cacing yang rakus

Berani merampas segalanya

Dumai, agustus 2005

Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri Saran dan Komentar

sekapur sirih

Assalamualaikum,
salam sejahtera ntuk kita semua,

alhamdulillah, tuan dan puan menyempatkan diri untuk berkunjung di halaman saya yang sederhana ini. halaman ini hanya suatu bentuk mengapresiasikan diri lewat karya sastra, baik itu sajak, puisi, pantun, maupun cerpen.

senepak merupakan bentuk bangsal karya untuk melahirkan sebuah karya satra yang dapat dan dipublikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam etimologi bahasa Senepak merupakan akronim dari kata "Seniman Lepak" yang memiliki makna bahwa seniman tiada berpondok, artinya, selaku seniman yang tiada memiliki wadah organisasi dalam berkarya dan bisa disimpulkan Senepak adalah sebuah sebutan bagi seorang seniman independen atau induvidulis. Sedangkan dalam makna bahasa, Senepak adalah sejenis hewan laut yang hidup dipesisir pantai, sejenis kepiting namun berukuran kecil dibandingkan dengan kepiting lainnya. filosofi dari hewan cangkang tersebut adalah bahwa hewan ini selalu mengerjakan sesuatu dengan sendirinya tanpa ada bantuan dan harapan dari orang lain, memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab yang besar untuk kehidupannya, ia tidak hewan komunal yang mencari mangsa secara kelompok. akan tetapi, hewan tersebut tiadalah gentar dengan apa yang ia hadapi.

selaku manusia biasa, tentunya saya memiliki kekurangan dalam membuat sesuatu, maka dari itu saya menyarankan anda untuk memberikan komentar dan saran pada layanan yang telah tersedia. terima kasih sebelumnya.

mari engkau kemari, aku memanggil dikau tiada bertepi, peluk diriku sebelum engkau terjatuh dan ku pegang erat tangan mu seketika engkau membalas senyuman.

itu dia pintu dari langit telah tebuka, tak sempat berdiam diri kau tarik tanganku untuk menuju dan terus mengenggam...

tak terlepaskan jemari mengunci, dan tak lekang senyum mu berbagi. hai engkau wanita berparas peri, kan kusanjung di nirwana

selamat membaca,

salam

Laman

Kamis, 10 Februari 2011

penguasa tamak

penguasa tamak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMID

DKD