Kamis, 10 Februari 2011

umang umang tanduk

umang umang tanduk

oleh Senepak Duri pada 12 September 2010 jam 2:55
Umang umang tanduk

Umang umang tanduk
Ketika manusia datang
Ia sibuk bersembunyi di dalam cangkang

Ketika manusia pergi
Ia sibuk mengeluarkan capit
Seolah olah hendak mencapit manusia tadi
Seperti hendak jadi pahlawan
Terhadap umang umang yang lain

Engkau lah umang umang tanduk yang bersembunyi di balik batu
Hanya berani ketika anak belanak tiada
Di tempat engkau di balik batu

Kau tegakkan kedua capitmu dengan gagah berani
Kau plototi kedua matamu dengan garangnya
Kau juga tampakkan wajah sangarmu di depan umang umang betina di dekatmu

Padahal….
Itu hanya scenario dari umang umang sebagai status bahwa kau adalah umang umang yang tampan dan gagah berani

Bukan labi labi, bukan kura kura, bukan juga senepak
yang binatang paling takut dengan manusia
dan juga anak belanak…

jelas dan nyata mereka hanya bo

akan tetapi…
umang umang pandai bersandiwara
jika takut ia akan pandai berusaha merayu
yang meluluhkan hati para pemangsanya
jauh lebih lembut gigi dari pada lidah

dan tetapi….
Jika pemangsa nya pergi
Ia akan tunjuk gigi

Itulah umang umang…

Dumai, 25 agustus 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

bungaku II

bungaku II

oleh Senepak Duri pada 12 September 2010 jam 2:24
Sekuntum bungaku indah mekar
Mengisi taman dihatiku
Subur, cantik dan tak sebanding dengan bunga bunga yang lain

Sebentar lagi
Hari yang ia tunggu telah tiba
Sebentar lagi
Hari kebahagian bungaku akan muncul di depan mata
Mungkin hari itu akan menjadi hari yang paling bahagia antara aku dan dia
Mengukir sejarah walau masih muda
Untuk meniti kebahagiaan di masa depan

Dumai, 13 oktober 2005
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

penguasa tamak

penguasa tamak

oleh Senepak Duri pada 12 September 2010 jam 2:29
Bila semua kan terjadi
Sepatu kulit terkoyak di ujung jari
Keluar seperti keong tak bernyawa
Membusuk, terkelupas dan berdahak

Berita dimana mana
Hanya untuk mencari kekuasaan
Demi bantal yang dibawa setiap hari

Tak peduli agama, ras dan suku
Yang penting makan

Demi ternak cacing yang rakus
Berani merampas segalanya

Dumai, agustus 2005
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

bungaku I

bungaku I

oleh Senepak Duri pada 12 September 2010 jam 2:20
Aku heran dengan tingkah gelagak bunga ku yang selalu berduri
Yang selalu menusuk jiwa
Tajam bagai pedang pendekar
Yang tak mau kalah dengan musuhnya

Aku heran dengan sekuntum bungaku
Yang tak mau dihinggap seekor kumbang pun
Walau kumbang tanpak gagah berani
Apakah karena malu atau enggan melihat kumbang yang begitu tampannya

Sekian lama aku pelajari sifat bunga itu
Mungkin tak bisa dengan waktu cepat
Atau mungkin harus penuh kesabaran
Akan kuselusuri walau tubuhmu penuh duri

Dumai, Juli 2005
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Senin, 07 Februari 2011

Legenda Putri Tujuh, Asal Kota Dumai

Legenda Putri Tujuh, Asal Kota Dumai

Sungai Dumai merupakan sungai yang membelah kota Dumai menjadi bagian Barat dan Timur. Disungai ini tempat terjadi legenda atau sejarah Putri Tujuh yang mengandung unsur buah belukap dari kejadian masa lalu yang menjadi jati diri suatu peristiwa budaya di Dumai selama ini.




Cerita rakyat Putri Tujuh adalah suatu cerita yang mengisahkan meningggalnya tujuh orang putri dari sebuah kerajaan yang ada di kota Dumai pada masa lalu. Tujuh orang putri meninggal secara tragis akibat dampak peperangan antara lerajaaam tersebut dengan kerajaan dari Aceh. Secara ringkasnya dapat disampaikan ceritanya disini:

Pada amasa lampau terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan Sei Bunga Tanjung yang berada di hulu sungai Dumai. Rajanya bernama Bakrum Syah Alam atau dikenal dengan sebutan Lembang Jagal berasal dari kearajaan Muara Takus (kecamatan XIII Koto Kampar). Beliau mempunyai tiga orang putri yang diasuh oleh empat orang pengasuh (dayang). Ke tiga orang putri itu bernama Putri Lindung Bulan, Puteri Mayang mengurai, dan Puteri Ketimbung Raya. Empat orang dayang pengasuh itu bernama Puteri Awan Panjang, Puteri Perdah Patah dan Puteri Mustika Kencana.

Raja Lembang Jagal mempunyai juga mempunyai seorang ponakan bernama Cik Sima yang tinggal bersamanya. Cik Sima tertkenal dengan kecantikan dan kecerdasannya dan aktif menyelesaikan persoalan-persoalan lerajaan terutama masakah perempuan. Sehingga ia sangat berpengaruh dalam kerajaan, lalu mendapat sebutan Ratu Cik Sima.

Kecantikan Ratu Cik Sima telah lama diketahui oleh Raja Aceh dan sehingga ia ingin meminangnya. Pinangan diasampaikan oleh utusan Raja Aceh ke Kerajaan Sri Bunga Tanjung, namun Cik Sima menolak pinangannya. Setelah penolakan pinangan disampaikan oleh utusan, Raja Aceh datang ke Kerajaan Sri Bunga Tanjung untuk meminangnya seacara kangsung. Namun pinangan tetap ditolak. Karena merasa terhina atas penolakan tersebut Raja Aceh kembali ke Aceh dan mengancam akan kembali untuk menyerang Kerajaan Sri Bunga Tanjung.

Mengetahui adanya ancaman tersebut Raja Lembang Jagal mempersiapkan pasukan perang dan mendirikan benteng yang terbuat dari tanah liat di sungai Dumai. Sedangkan persiapan penyelamatan terhadap puteri-puterinya ia menyembunyikan mereka ke dalam sebuah lobang (goa) termasuk empat orang dayangnya. Tak lama kemudian pasukan Raja Aceh datang menyerang dan pertempuran pun terjadi. Dalam pertempuran pasukan Raja Aceh lebih kuat dibanding pasukan kerajaan Sri Bunga Tanjung. Namun tiba-tiba pertempuran terhenti ketika salah seorang pasukan Raja Aceh berteriak detengah pertempuran. Ia memberitahukan bahwa raja mereka yang berada di kuala sungai Dumai dalam keadaan terluka bersimbah darah. Paukan Aceh pun akhirnya meningggalkan medan perang dan pergi menuju kuala sungai Dumai. Di kuala sungai Dumai, sebelum wafat Raja Aceh bersumpah, "tidak akan selamat keturunan Raja Sri Bunga Tanjung." Setelah itu raja Acehpun wafat.

Raja Aceh wafat karena tertusuk oleh buah bakau yang jatuh menimpa. Buah bakau belukap menancap ke tubuh Raja hingga menembus perahunya. Kemudian jenazah raja dimasukkan ke adalam sampam tunda untuk dibawa pulang . Dalam perjalanan pasukan Raja Aceh singgah di muara sungai Mesjid. Di sini mereka mendirikan bangsal untuk megurus jenazah dan membuat keranda. Keesokkan harinya mereka melanjutkan perjalanan. Tetapi dalam perjalanan sampan yang membawa mereka terlau banyak muatan.  Sesampai di Tanjung Penyembal pasukan lalu membuang gong untuk mengurangi beban sampan. Setelah itu lalu pasukan melanjutkan perjalanan menuju Aceh.

Sementara itu setelah situasi di medan pertempuran sudah tenang Raja Sri Bunga Tanjung ingin mengetahui keasaan puteri-puterinya yang berada di tempat persembunyian tetapi sesampainya ditempat persembunyian tersebut ternyata tiga orang pueri dan empat orang dayangnya telah wafat. Kematian ini adalah buah dari sumpah Raja Aceh. Tiga orang puteri Raja Lembang Jagal beserta empat orang pengasuhnya disebut dengan Puteri Tujuh.

Kisah Puteri Tujuh mengandung nasehat bahwa kekuasaan dan kekuatan dapat membawa kesombongan sehingga ia merasa segala keinginannya harus dipenuhi. Sedangkan kekuasan itu hanya berada di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sebagian asyaraakat Koata Dumai menyatakan bahwa kisah Puteri Tujuh adalah sejarah dan sebagian ada yang menyatakan itu hanya legenda.Lepas dari sejarah atau legenda di sungai Dumai, bahwa cerita Puteri Tujuh telah membuat sungai Dumai memiliki kekhasan tersendiri dengan terdapatnya peristiwa buah bakau BELUKAP dan dapat menjadi jati diri Sungai Dumai umumnya maupun Kota Dumai khususnya.
 
Catatan Kaki :
 


Belukap (riizophora mucronata) merupakan salah satu jenis bakau yang mengalami kepunahan di sungai Dumai. Kepunahan ini akibat ekploitasi sebagai bahan baku arang dulunya, dimana panglong (tempat produksi arang)terdapat di Pangkalan Bunting di muara sungai Dumai, ini salah satu contoh memperlakukan alam tanpa memikirkan generasi ke depan, tebang tanpa ada aksi penanaman kembali, akibatnya telah terjadi kepunahan jenis bakau ini di sungai Dumai bahkan generasi Dumai saat ini sudah tak mengenalinya lagi.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ini maka Pecnta Alam Bahari melakukan penanaman kembali pada tahun 2002. Dan pernah ada satu batang yang alami yang dipertahankan pada tahun 2001 di Pulau Ancak (delta kuala sungai Dumai, inipun akhirnya oleh PT. Pelindo untuk pengembangan Pelabuhan Rakyat Phase III di muara sungai Dumau lalu mengantikan pohon bakau belukap ini dengan sebuah tugu bakau, tapi tugu itu sampai saat ini belum jua dibangun.
 
 

 Makam Ayahanda Putri Tujuh , Sungai Masjid Dumai.
Sumber : 
Bpk. Darwis Moh. Saleh (Koordinator Pecinta Alam Bahari dan Peraih  Penghargaan Kalpataru sebagai Tokoh Penyelamat Lingkungan Hutan Mangrove Muara Sungai Dumai, Riau).

sajak kehidupan

sajak kehidupan

bayi
balita
merangkak
baru pandai
kaehidupan tiba
mulai berkembang
menjadi pemuda lajang
belajar dan sembah yang
ingat dosa dan pahala di badan
hingga hidup terang benderang
menjalani hidup siang dan malam
kuliah, belajar, mengaji dan bekerja
menikah menjalin hidup bersama istri
beranak pinak, bercucu, berbini
pensiun, berhenti dan di PHK
kulit keriput, tulang reput
membungkuk, batuk
tak berdaya, tua
lupa dunia
mati
dumai, jumat 15 januari 2010

tunjuk ajar melayu

tunjuk ajar melayu

Melayu

oleh Usman Awang

Melayu itu orang yang bijaksana
Nakalnya bersulam jenaka
Budi bahasanya tidak terkira
Kurang ajarnya tetap santun
Jika menipu pun masih bersopan
Bila mengampu bijak beralas tangan

Melayu itu berani jika bersalah
Kecut takut kerana benar
Janji simpan di perut
Selalu pecah di mulut
Biar mati adat
Jangan mati anak

Melayu di Tanah Semenanjung luas maknanya:
Jawa itu Melayu, Bugis itu Melayu
Banjar juga disebut Melayu,
Minangkabau memang Melayu,
Keturunan Acheh adalah Melayu,
Jakun dan Sakai asli Melayu,
Arab dan Pakistani, semua Melayu
Mamak dan Malbari serap ke Melayu
Malah mua'alaf bertakrif Melayu
(Setelah disunat anunya itu)

Dalam sejarahnya
Melayu itu pengembara lautan
Melorongkan jalur sejarah zaman
Begitu luas daerah sempadan
Sayangnya kini segala kehilangan

Melayu itu kaya falsafahnya
Kias kata bidal pusaka
Akar budi bersulamkan daya
Gedung akal laut bicara

Malangnya Melayu itu kuat bersorak
Terlalu ghairah pesta temasya
Sedangkan kampung telah tergadai
Sawah sejalur tinggal sejengkal
Tanah sebidang mudah terjual

Meski telah memiliki telaga
Tangan masih memegang tali
Sedang orang mencapai timba
Berbuahlah pisang tiga kali
Melayu itu masih bermimpi

Walaupun sudah mengenal universiti
Masih berdagang di rumah sendiri
Berkelahi cara Melayu
Menikam dengan pantun
Menyanggah dengan senyum
Marahnya dengan diam
Merendah bukan menyembah
Meninggi bukan melonjak

Watak Melayu menolak permusuhan
Setia dan sabar tiada sempadan
Tapi jika marah tak nampak telinga
Musuh dicari ke lubang cacing
Tak dapat tanduk telinga dijinjing
Maruah dan agama dihina jangan
Hebat amuknya tak kenal lawan

Berdamai cara Melayu indah sekali
Silaturrahim hati yang murni
Maaf diungkap senantiasa bersahut
Tangan diulur sentiasa bersambut
Luka pun tidak lagi berparut

Baiknya hati Melayu itu tak terbandingkan
Segala yang ada sanggup diberikan
Sehingga tercipta sebuah kiasan:
"Dagang lalu nasi ditanakkan
Suami pulang lapar tak makan
Kera di hutan disusu-susukan
Anak di pangkuan mati kebuluran"

Bagaimanakah Melayu abad dua puluh satu
Masihkan tunduk tersipu-sipu ?
Jangan takut melanggar pantang
Jika pantang menghalang kemajuan;
Jangan segan menentang larangan
Jika yakin kepada kebenaran;
Jangan malu mengucapkan keyakinan
Jika percaya kepada keadilan

Jadilah bangsa yang bijaksana
Memegang tali memegang timba
Memiliki ekonomi mencipta budaya
Menjadi tuan di negara Merdeka

sajak untuk emak

tangisan untuk emak

tangisan untuk emak

oleh Senepak Duri pada 16 Agustus 2010 jam 0:12
 
 
selaksana kasturi....
tempiaskan batin untuk keharuman
dari sudut sudut bingkai sang raja
untuk tetesan air mata ketika tiada
tergejolak hati tercampak muka

dirikan akan mawar....
terpandang rakus rakusnya nafsu
jerujikan hidung pada kenyataan
hingga menghina diri pada kebencian
dalam lubang yang amat terkecil oleh nista

setengah kamboja....
tak layak kutu untuk dipuji
tak layak duri akan jadi saksi
ketika menusuk mata  terlihat
tak layak lumpur debu untuk disemai
siakan nafas sahaja untuk dikenang
dan tak semesti air mata sebagai senjata kian menyerah

pucukan kenanga...
tlah akan terasa neraka ditelingaku
ketika air mata itu terteteskan sudah
karena akan aku melamar kedurhakaan
dari seginya untaian lidah

tebaslah ilalang ini...
sebab tak pantas lagi untuk dipijak
dilepas kaki kian merana
tiada faedah ntuk berpaling

emak....
maafkan aku.....

dumai, 16 agustus 2010
satu hari sebelum emak ku ulang tahun.
sajak untuk emakku.
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

kaos melayu oblong

Memperkenalkan Riau Lewat Desain
oleh Melo Kaus Bertuah pada 26 Juli 2010 jam 20:51



APA yang Anda cari jika Anda berkesempatan mengunjungi sebuah kota baik di dalam maupun luar negeri ? Daftar panjang akan jadi jawabnya. Tapi setidaknya, ada satu yang paling penting, sesuatu sebagai cinderamata, sebagai memori, kenangan, peringatan akan tempat yang pernah Anda kunjungi itu. Barangkali tak hanya melulu untuk sebuah kenangan, karena bisa jadi itu sebagai simbol kebanggaan atas kota atau bagian dari kota tertentu. Sangat lumrah juga cinderamata jadi oleh-oleh buat mereka yang barangkali belum berkesempatan mengunjungi satu tempat.

Setidaknya sudah sejak 1500 tahun lalu para pelancong punya kebiasaan membawa pergi sesuatu dari tempat yang mereka kunjungi. Bentuknya bisa apa saja, dari yang sangat sederhana dan tanpa biaya semisal batu karang atau kerang dari laut hingga ke emblem, asbak, tas, tempat rokok, topi, kaos, mug, atau bahkan lukisan dan patung.

Terserah pilih yang mana, sesuai kocek. Yang penting, suvenir menjadi salah satu kekuatan dan penunjang pariwisata sebuah kota.

Bagaimana dengan Riau? Riau boleh dengan sombong dan lantang menyebut diri sebagai Propinsi Terkaya, dijuluki sebagai Kota Minyak. Entahlah, sampai di mana kepahaman pemerintah kota, khususnya Pemprop Riau, akan apa arti semua label itu. Di benak hampir semua orang sekarang, Riau identik dengan kurangnya sarana hiburan dan wisata. Tentu masih berderet lagi citra Riau yang tak enak didengar.

Menggerakkan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, untuk tak sekadar transit di Riau tapi menetapkan Riau sebagai tujuan tentu jadi tak mudah dengan semua kondisi yang kini sedang terjadi. Ditambah tak efektifnya pihak Dinas Pariwisata Riau yang tak juga mendorong tumbuhnya usaha kecil menengah (UKM) yang bersaing di bidang suvenir, khusus Pekanbaru, tentunya.

Buktinya ? Di mana ada pusat jajan segala sesuatu yang khas Riau atau pusat suvenir yang juga khas Riau ? paling-paling anada akan dirujuk ke tempat Pusat Oleh-oleh dan Jajanan Khas Riau. Lantas, di mana Anda bisa mendapatkan kaos, pin, topi, mug, gantungan kunci, atau apapun berbau Riau. Sesuatu yang lebih kreatif, menarik, mengundang orang, di Riau sekalipun, untuk merogoh kocek.

Melo Kaus Bertuah, begitu bunyi label-nya, dengan latar warna merah-kuning-hijau khas melayu. Pemberian nama atau label Melo yang berarti Degil / Manja yang berlebih, merupakan singkatan kata dari Melayu Oblong. Mencoba mengangkat kembali Seni Syair dan Pantun yang saat ini sudah jarang diperdengarkan dan dibacakan kecuali pada acara-acara perayaan, selain itu obyek-obyek wisata dan tokoh-tokoh Riau juga diangkat dalam desain-desain Oblong Melo. Tentu saja tidak mudah mengangkat tema-tema tersebut menjadi sebuah desain Oblong, apalagi meramunya dengan "kenakalan" khas Melo, sehingga khususnya anak-anak muda secara tidak langsung bisa mengenali budayanya.

Target yang juga merupakan visi dan misi dalam penjualan Melayu Oblong Melo ini tak hanya berada di tempat Pusat Oleh-Oleh Kota atau Propinsi, tapi juga di setiap ada acara/ event pameran khususnya yang terkait dengan HUT Kota / Propinsi. Selain itu Melo juga akan melakukan penjualan secara Online. Dari "Facebook" ini, nantinya anda bisa melihat produk dan kemudian pesan. Setelah mentransfer, pesanan akan dikirim.

Satu hal lagi, Anda tak perlu bingung mencarikan suvenir jika ada rekan atau tamu anda bertandang ke Riau atau memberikannya sebagai hadiah. Gali lagi lebih dalam, ada yang jauh lebih menarik yang bisa dijadikan suvenir khas Riau.
Tumpah nya air mata

Bagai mana aku hendak merasakan
Sedangkan kau tak mau merasakan apa yang kau rasakan
Isi kan lah hati mu dengan sedikit embun yang kau genggam
Dari kusam nya matahari

Perahu itu takkan melabuh di dermaga kayu
Karena ia lupa akan negara itu
Jangan kau tunggu ia datang sampai kau merayu
Sebab datang nya ia akan mengoyak luka dihati

Sanggahan jantung yang di bakar
Dalam lumat kelumat
Dari segi ke segi
Namun kau tak tertangisi

Seperti ini yang menusuknya
Seperti ini pula yang merangkul nya
Dalam kelam nya sinaran
Dari gelam nya lautan

Pecah…..
Lumat….
Sepuih….dan
Repih…..

Pecah…..
Lumat….
Sepuih….dan
Repih…..


Koyakan mulut mulut dari durjana
Sebarkan buih buih kehancuran’
Disaat kita mulai terkapar
Disaat kau jatuhkan air mata

Buang derita cinta
Dari kapur-kapur jalanan
Kan sambut indah nya…..air mata
Dan jangan kau tunggu lagi….ia datang….

Dumai, 21 mei 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali