Jumat, 09 Oktober 2015

rayu lalu

Serumpun rindu membuat pilu
Aku ingin sekali merayu
Dalam sajian karat menderat

Dan, hempas resah dalam lumatnya batin
Saat ini bergantung kasih tak bersih

Kita,  bersebelah laut dalam satu tanah
Tanah dari tumpah air tanah di tangis nanah
Ku rayu deru mati kan hilang dalam rasa
Dalam ingatanku merayap rindu
Namun sirat diri mengizin tiada

Berbalik untuk diri sendiri
Dalam hajat yang mati, dan
Aku tak sanggup membujuk

Pekanbaru, 26 Agustus 2014

Kamis, 08 Oktober 2015

kabut kalut

akan....
ianya ia menjadi takut
antara kabut dan kalut
antara kusut dan ciut

setelah beberapa pekan berkabut
asap di kampung kami tak pernah surut
entah dimana yang sangkut
atau pemerintah merasa takut
nak memberantas cukong dan para pengikut


berhari hari kami menghisap asap
jantung selalu bersetup detap
tak ada satupun yang dapat ditatap
hanya di sini bisa menetap

asap asap semakin pekat
sampai kedalam lemari bau melekat
masker di hidung selalu merekat
bersama mati kami ber-akad

anak anak kami sekolahnya sudah libur
sebab di kelas pandangan kabur
tak nampak lagi mana asap mana kapur
muka guru pun dah macam lumpur


#melawanasap 2015

Rabu, 31 Oktober 2012

sebuah retorika


walau muka ini malu untuk meminta
namun segala raga telah memendam
cerita itu telah ku sampaikan pada sepasang kekasih pengantin
ketika ia telah duduk di bangku singgasana
apa yang telah di harapkan
semangkuk nasi tertumpah di diamnya janji..

ku tulis sajak sebagai pengganti harapan
dalam bening mega mega impian yang terlukiskan pada secawan retorika
entahlah....
terkadang apatis dengan keadaan...
terkadang benci dengan waktu menunggu...
menunggu hal yang tak pasti kapan terucapkan...
hanya retorika....

dan sudahlah....
bisikan nafsu menyapa...
tidak.....
bisikan asa menyertai....


dumai, 8 mei 2011
syahrul affandi bin jalaluddin rozali