Jumat, 23 September 2011

sajak "31 Agustus 2011"

sempat bertandang ke rumah sedarah
aku menjulurkan nafas dalam pagi selepas idul
meminta ridur dipelukan tuhan

sedang engkau bergejolak di rahim mu
meronta  terjang pintu dunia
ingin mencium aroma kehidupan berrealita
ibumu menangis bertahan raga
mencoba bertahan menahan rasa
perih tak teragu
keringat dingin, air mata serta darah di selangkangan bertumpahan

telah lengkap usia bulan 
engkau bertasbih di rahim
segera membuka diari
kusebut engkau Muhammad

tangis kecil ibumu beriring diperjalanan
namun tegar dan tabah segala hina
tak kuasa berlomba waktu mengejar kenikmatan
berhadap serta kematian
kupanggil engkau wahai Siddiq

setelah asar bersiar
seragam putih mengejar kesibukan
lalu aku berpaling dihadapan ibumu
pekik teriakan engkau terlaksana
yang membawakan segumpal harapan untukku
dari sejumut rambut berlumur darah hingga aku tiada bertumpu
kan kudendang engkau si Al Khawarizmi

kini engkau telah bernafas...
meski tangismu berjalan serentak
aku tetap ingat wahai engkau
Muhammad Siddik Al Khawarizmi

Dumai, 23 September 2011
dua puluh empat hari setelah engkau dilahirkan...