Jumat, 04 Februari 2011

pangeran malam

Meski ini bukan akhir dunia dan bukan ujung jalan kehidupanku........
Namun air mata ini tak sanggup ku tahan, mengalir dengan derasnya mengikuti kepedihanku........
Seakan hidupku kosong, hampa tanpa udara yang memberiku kehidupan........
Perasaan ingin kembali kian mencuat, memaksaku untuk menapak kembali ke kehidupanku yang dahulu.......
Sesal demi sesal aku jalani, berat kaki ini kujalankan seakan menahanku untuk melangkah........
Tapi jiwaku mulai hidup kembali, seakan keluar dari cahaya panas masuk ke dalam kegelapan yang dingin, dimana tempatku berasal, itulah kegelapan sunyi yg abadi tempatku berasal.......
Ku mulai bangkit, terlepas dari belenggu takdir putih sengsara bersiap menyambut hitamnya api sang bayangan sebagai sang penguasa gelap, akulah sang "PANGERAN MALAM".......

Bandung, 2011

Selasa, 01 Februari 2011

antara kebencian dan keihlasan

di sini berdirilah pepohonan dari singgasana
bentukan dunia dengan semesta
alam kan merajut dari pucuk-pucuk
hingga hujan pun tak berair

di sini tegak lah rerumputan kecil
mengaku pohon yang besar
setelah bertarung dengan kematian
mengharapkan hujan kan bersiram

di sana tunduklah keong keong melata
menggigit dan terus menggigit rerumputan
tanpa ia sadari kalau rumput itu adalah pohon
tanpa kekaguman sedikit reda

apakah bulanpun kan merasa senang ketika itu
mungkinkah matahari pun merasa bangga
atau mereka hanya tersipu

di sana adalagi yang merasa hina
menguak tabir tabir kehidupan
tak terpandang sedikit jasa
menghinakan diri demi keabadian

di sini bukan aku
di sana pun bukan aku
lantas.....!!!

O...
O,...

siapa yang mengakui siapa aku
sebarkan pelangi pelangi kecil
beri kan harapan pada rerumputan
tumpahkan air kepada sang awan

tak tersangka bisa melekukkan bumi
padahal api tlah terhapuskan


dumai, 9 agustus 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

sajak "petang di rumah jembalang bakau"

senja hendak menghampiri selari
kala udara menepak di tepi lubuk
segera sambung badan menyatu
dalam rindu jembalang bakau

tak puas hang diri menatap engkau
setelah mengiris haru memapah ombak
di deru syahdu suara senepak
merasa lekang hendak berpulang

candu ku ingat kan bakau
sedang merajut serinai memanggil
menderup langkah telinga tertarik
sedayup jeling ke arah dikau

dumai, 3 september 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

seperti cinta tak terbalas

aku ingin mencintaimu sepenuh hati
tapi tak satupun dapat terkendali
aku ingin menyayangi mu sepenuh raga
tapi tak sanggup untuk dijaga

aku ingin berkata kata
tapi tak sanggup untuk bicara
aku ingin diam dan terpaku
tapi kau malah kian membisu

aku ingin merinduimu disetiap malam
tapi harapan mulai tenggelam
aku ingin memeluk mu di jiwaku
tapi hanya ilusi yang membiru

aku ingin melupakan mu setiap waktu
tapi aku tak bisa membohongi diriku
aku ingin membencimu pada diriku
tapi tak sekedarpun aku rindu padamu

dumai, 29 Agustus 2009
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

kemelut wajah orang orang lubuk

terasa hati engkau letih menjajaki
dari semak semak yang berduri
dalam kaku engkau bertalu

resah resah itu masih berbekas di pikiran
setelah menyapa sedemikan nya
tak habis waktu engkau  yang tersapa
dalam penat merasa berduka

ingin mendendangkan nyanyian nyanyian emak
untuk melepas segala sesak
musabab beban masih di pundak
kaki berjalan tiada berarak

terjemu dengan suasana engkau berasa
di sini aku lelah menyeru
tapi mereka tiada yang tau akan lelah
hingga air mata berlinang sudah

engkau orang orang lubuk
dari semak yang tersuruk
nasib mu kian semakin memburuk
di mata mereka engkau membusuk

dumai, 13 september 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

sajak serumpun elu dari cintamu

aku merayu akan aku
sesuatu tentang engkau
dalam kasih elu menyapa dalam rindu terpaku pana

syahdan mulanya sejua
dari kisah rekan berasa
disini aku meramu kasih
engkau dengan langsang aku takjub

aku longkang dalam kubangan
tiada peduli pun seorang
kau pekaja dalam kayangan
tiada semak setapak jengkal
bagai kamboja penghias taman
tak pantas aku untuk dikenang

ku elukan cintamu
wahai gadis perempuan melayu
inginkan kasih tiada beribu
tujukan satu makrifat hidup

kalau sampai waktu itu
nazarku pegang kalbu menyatu
selari hidup ingin akan sejahtera
dari dunia hingga akhirat

serumpun elu dari cintamu
kita satu menyatu rindu

dumai, 14 september 2010
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Senin, 31 Januari 2011

parlemen jalanan

Kalau aku menjadi pak Lurah
Aku akan sejahterakan wargaku
Kan aku beri mereka minyak subsidi secara geratis
Beras raskin ku bagikan secara Cuma Cuma
Agar warga ku merasa senang
Tapi aku tak mau jadi pak lurah
Karena aku takut warga ku akan mencemoohkan ku ketika aku tidak bisa mensejahterkan mereka

Andai aku jadi Walikota
Akan aku beri masyarakatku rumah secara geratis
Ku beri mereka mobil satu persatu
Ku belikan mereka pakaian agar masyarakatku tidak seperti gelandangan dan pengemis
Ku subsidi obat obatan geratis
Biaya sekolah semuanya geratis
Agar masyarakatku makmur dan damai
Tapi aku tak mau jadi walikota
Sebab aku tak bisa tunai kan janji janji ku pada masyarakatku

Jika aku jadi kapolres
Kan ku larang anggotaku menilang kendaraan masyarakatku
Ku biarkan mereka bebas berkenderaan
Ku beri jadwal pada pemuda untuk menggunakan jalan raya sebagai jalur pacu balap liar
Biar mereka senang padaku
Biar mereka bisa menikmati kehidupannya
Tapi aku tak mau jadi Kalpolres
Sebab aku pasti akan dipecat oleh Kapolri
Karena kesalahan hokum yang kulanggar

Seandainya aku jadi Gubernur
Kan ku bangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota di wilayah ku
Kan ku dirikan sekolah berstandar internasional di setiap sudut kampong
Kan ku jadikan provinsiku sebagai kota perdagangan yang hebat
Tapi aku tak mau jadi gubernur
Aku takut rakyatku akan membakar posterku di tengah jalan
Ketika aku tidak bisa menunaikan janji ku itu

Jika aku jadi Presiden
Rakyatku kan ku beri mereka lapangan pekerjaan yang luas
Ku beri mereka tanah yang gratis
Sebab di negaraku masih banyak tanah yang kosong
Ku berantas korupsi, kolusi dan nepotisme
Ku penjarakan pajabatku yang malas
Ku jadikan negaraku adikuasa di dunia
Agar seluruh Negara berkiblat ke negaraku
Tapi aku takkan bisa jadi presiden
Dan aku takkan mau jadi presiden
Aku kwatir suatu saat muka ku akan diludahi oleh kerabatku
Aku akan difitnah oleh partaiku
Dan aku akan jadi binatang buruan oleh sejumlah oknum yang tak suka periuk nasinya ku ganggu

Andai aku jadi Presiden PBB
Ku ciptakan dunia ini lebih modern dari sekarang
Agar makhluk luar angkasa takjub melihat bumi hasil karyaku
Agar mereka iri melihatku
Tapi aku tak mau jadi presiden PBB
Aku bimbang teman ku kan menusuk ku dari belakang
Melihat kekuasaanku yang begitu hebat

Jika aku jadi ilmuwan
Kan ku ciptakan power ranger, spiderman dan pahlawan lainnya
Agar ciptaan ku bisa memusnahkan musuh musuhh manusia yang bermukim di muka bumi
Ku suruh mereka memusanakan segala bentuk kejahatan
Kuciptkan lagi robot yang lebih canggih dari pada Robocop
Agar pencuri dan perampok tak  berani beraksi
Tapi aku tak mau jadi ilmuwan
Aku takut jika aku jadi ilmuwan aku akan menciptakan bom
Yang akan meledak di bumi yang ku pijak
Banyak manusia yang akan mati oleh ciptaanku

Bila aku jadi nabi dan rosul
Kan ku ajak umatku untuk beribadah
Kan ku damai kan dunia
Ku ajarkan mereka berbuat baik
Agar mereka bisa tentram di surga dan akhirat
Tetapi aku tak mau jadi nabi dan rosul
Sebab nanti aku akan murtad dari agamaku

Jikalau aku jadi malaikat
Kan ku hapuskan dosa seluruh umat
Ku hilangkan sifat tipu muslihat
Takkan pernah ku catat amal buruknya
Supaya mereka semua masuk syurga
Supaya mereka semua bisa bahagia
Tapi aku tak mau jadi malaikat
Sebab aku telah di ciptakan jadi manusia
Dan aku takut tuhan akan mengutukku

Pabila aku jadi tuhan
Kan ku ciptakan bumi dan langit serta seisinya hal yang baik
Ku cabut nyawa manusia yang berbuat jahat,
Ku sumpah manusia ciptaan ku jika ia merampok, korupsi dan kejahatan lainnya
Tapi aku tak mau jadi tuhan
Sebab di alam ini sudah ada tuhan
Dan aku adalah salah satu ciptaan tuhan
Dan aku tidak mau dikatkan gila oleh umat ku kelak

Dan jika aku jadi mayat
Aku akan tetap diam selamanya…

Dumai, 3 september 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin Rozali