Rabu, 31 Oktober 2012

sebuah retorika


walau muka ini malu untuk meminta
namun segala raga telah memendam
cerita itu telah ku sampaikan pada sepasang kekasih pengantin
ketika ia telah duduk di bangku singgasana
apa yang telah di harapkan
semangkuk nasi tertumpah di diamnya janji..

ku tulis sajak sebagai pengganti harapan
dalam bening mega mega impian yang terlukiskan pada secawan retorika
entahlah....
terkadang apatis dengan keadaan...
terkadang benci dengan waktu menunggu...
menunggu hal yang tak pasti kapan terucapkan...
hanya retorika....

dan sudahlah....
bisikan nafsu menyapa...
tidak.....
bisikan asa menyertai....


dumai, 8 mei 2011
syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri Saran dan Komentar