Rabu, 31 Oktober 2012

sajak kum


tidak lah aku menidurkan diri karena ghusau
yang ghisau dalam sejuk mengigau
dari segala ketakutan merajut sepi membelakangi realita hidup sebenar hidup
sungguh kenestapaan itu telah berada tak jauh dari nyawa sang batin
antara nafas dan keranda....
sudahlah....
tak usah nak mengendeng tudung saji orang tetangga yang laoknya hanya sepinggan
berharap dedak tumpah sesendok kepada sang raja
ini sesak semakin menggila sebenar ada kaki berpijak
tinggalkan ajouk itu bersama hayalan merebah badan di lantainya asa
senang menari nari bercekrama kepada dayang hingga tersedari

syahrul affandi bin jalaluddin rozali
dumai, 16 februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri Saran dan Komentar